Gue baru saja baca buku dari penulis paforit gue Farrah Qoonita judulnya "Hidup satu kali lagi".
Well, buku itu sangat bagus buanget kalian wajib baca. Ketika baca buku itu, gue diajak bertualang melintasi zaman melintasi benua menyusuri padang pasir bahkan menembus langit.
Gue diajak kembali mengingat perjuangan-perjuangan Rasulullah Saw dan para sahabatnya, di tempat duduk gue saat itu, hati gue bergetar hebat. Bagaimana tidak? Rasulullah Saw dan para sahabatnya berjuang mati-matian mendakwahkan Islam. Bahkan Rasulullah Saw sangat amat menyayangi umatnya. Sedangkan gue saat ini bershalawat pun, jarang. Padahal buat diri gue sendiri.
Dari buku itu juga gue diajak bertualang menyusuri padang pasir yang tandus, dan kembali melihat bagaimana perjuangan Rasulullah dan sahabatnya bertempur di medan perang, melihat lagi bagaimana Rasulullah di anggap orang gila oleh para kafir Quraisy.
Gue juga mendapat pelajaran yang amat sangat berharga, dimana kadangkala hidup ini terasa sangat berat dan melelahkan hingga gue bilang "Gue bosen dengan peran gue jadi manusia". Seolah mendapat tamparan gue ditegur lewat tulisanya yang katany belajar lah dari pohon. Dari dia tumbuh sampai tumbang dia tak pernah berganti tempat, selalu di posisinya.
Lalu apakah dia bosan?
Tentu tidak karena dia terus berdzikir kepada sang Pencipta. Pohon begitu totalitas memerankan perannya.
Lalu bagaimana bisa makhluk sesempurna manusia, malah bosan dengan perannya
Komentar
Posting Komentar