Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Sebelum matahari terbenam 1

 Saat itu musim panas baru saja dimulai. Sungguh, betapa ada banyak hal yang sudah aku rencanakan tentu saja aku rencanakan itu bersama ibu ku.   Sejak diperjalanan tak henti-henti nya aku menatap topi bundar buatan ku sendiri, aku buat itu saat musim dingin di saat seluruh rumah di selimuti perapian dengan asap mengepul di awan-awan lewat cerobong yang menengadah ke langit.  Aku membayangkan saat turun dari bus, aku melihat sosok wanita tua sedang duduk di pelataran rumah sambil menatap ke arah jalan  menerka-nerka setiap orang yang turun "Apakah itu anaku?" Namun, rupanya daun pohon murbei mengabari ku lewat daunya yang berguguran bahwa yang ku rindukan telah berpulang bertepatan dengan matahari terbenam.  Bumi yang ku injak seolah bergetar hebat kudapati seorang yang ku rindukan terpejam dengan tenang. Ku tatap topi bundar untuk ibu, ku letakan di atas meja.  "Ibu musim panas baru saja dimulai tapi ibu sudja berpulang" ucapku dalam hati Ada sepucuk ...

Berkawan dengan fajar

  Sekali-kali lepaskan, lepaskanlah beban yang menggerayangi pikiranmu.  lelah, penat, marah, kecewa, sedih, dan mimpi mu yang kau harapkan menjadi nyata tak kunjung jua, biarlah, biarlah malam yang menenangkan. Karena bukankah Allah menjadikan tidur sebagai tempat untuk beristirahat. Kau boleh menangis sepuasmu sampai matamu bengkak, kau boleh merasa sedih, sedihlah sepuasmu sampai kau merasa bosan dengan kesedihan mu itu. Kau menangis kau sedih itu menandakan bahwa kau adalah manusia. Jangankan kita, nabi kita pun nabi Muhammad Saw pernah terpukul mengalami kesedihan yang amat sangat mendalam. Apakah wajar?  Tentu saja, beliau manusia seperti kita bisa sedih bisa menangis. Namun, berjanjilah ketika fajar sudah datang dimana awal baru akan dimulai, anggaplah kau sedang menulis di buku yang baru. Tulislah, tulislah hal-hal yang indah anggaplah bahwa di waktu fajar kau terlahir kemabli.  Kau bukan lagi dirimu yang kemarin, kau bukan lagi dirimu yang mengatakan kalau "...

Selalu ada Pelajaran bagi mereka yang sadar

  Gue baru saja baca buku dari penulis paforit gue Farrah Qoonita judulnya "Hidup satu kali lagi". Well, buku itu sangat bagus buanget kalian wajib baca. Ketika baca buku itu, gue diajak bertualang melintasi zaman melintasi benua menyusuri padang pasir bahkan menembus langit.  Gue diajak kembali mengingat perjuangan-perjuangan Rasulullah Saw dan para sahabatnya, di tempat duduk gue saat itu, hati gue bergetar hebat. Bagaimana tidak? Rasulullah Saw dan para sahabatnya berjuang mati-matian mendakwahkan Islam. Bahkan Rasulullah Saw sangat amat menyayangi umatnya. Sedangkan gue saat ini bershalawat pun, jarang. Padahal buat diri gue sendiri. Dari buku itu juga gue diajak  bertualang menyusuri padang pasir yang tandus, dan kembali melihat bagaimana perjuangan Rasulullah dan sahabatnya bertempur di medan perang, melihat lagi bagaimana Rasulullah di anggap orang gila oleh para kafir Quraisy.  Gue juga mendapat pelajaran yang amat sangat berharga, dimana kadangkala hidup ini...

Berkawan Dengan Malam

 Jauh di galaksi sana, di tubuh langit yang hitam legam, ada bintang gemintang yang berserakan mengelilingi bulan. Maka aku katakan berkwanlah dengan malam! Dari triliunan manusia yang telah Allah ciptakan jadilah, jadilah manusia minoritas. Yang tak sabar menanti-nanti malam dimana ada ribuan bahkan jutaan keajaiban yang diturunkan dari langit. Maka aku katakan berkwanlah dengan malam! Bukan, bukan maksudku berkawan dengan malam yang penuh dengan kemaksiatan. Namun berkawan lah dengan bintang gemintang, rembulan, matahari, pepohonan, lautan, yang bersujud mengagungkan nama-Nya. Bukankah waktu di sepertiga malam akan menjadi waktu, dimana kamu bisa bermesraan dengan sang Maha Cinta. Ketika kau berhasil melepaskan ikatan-ikatan setan satu persatu yang bergelayutan dalam dirimu yang membisikan  berbagai tipu dayanya. Maka selamat kau terpilih, kau terpilih mendapatkan tiket untuk bertualang dengan malam merasakan sensasi yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang mendapat kesemp...

Kumpulan cerita pendek

  Bekal dua alam Ayah: Nak, kita harus mencari bekal untuk bisa hidup di dua alam Anak: seperti hewan ampibi? Ayah: hidup kita dua alam, alam fana dan alam kekal,  Alam fana yang kita tempatin sekarang, dan alam kekal  Bisa kita tempati kapan saja, tanpa kita ketahui Anak: apa yang harus aku persiapkan ayah? Uang, keju, nasi atau buah murbei kesukaan ku Ayah: Kebaikan dan mengabdi pada yang sang pencipta, itu saja. Anak: itu saja? Sedikit sekali Ayah: Sedikit, tapi untuk menjalankan nya kau harus berperang dengan setan Aku dan Tuhan Aku : Tuhan tidak bisakah kau hadirkan seseorang yang bisa aku ajak untuk berbagi beban? Atau hanya sekedar bersandar sebentar melepaskan beban yang ada di pundakku ini? Aku merasa tidak punya siapa-siapa. Tuhan: Kau masih punya diriku, datanglah padaku curahkan semua keluh kesah mu, menangis lah tanpa harus merasa malu dan ragu. Aku siap menemanimu wahai hambaku.  Makhluk bernama manusia ini sering lupa pada-Nya ketika bahagia. Namun ket...